“Rabbii Auzi’nii an asykura ni’matakallati an ‘amta ‘alayya wa’alaa waa lidayya wa an a’mala shaalihan tardhaahu wa adzkhilnii birahmatika fii ‘ibadikasahalihiin.” Artinya: Ya Tuhanku, berikan aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah engkau ridhai, dan masukkan lah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba
فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِّن قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِىٓ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ ٱلَّتِىٓ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَىَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَٰلِحًا تَرْضَىٰهُ وَأَدْخِلْنِى بِرَحْمَتِكَ فِى عِبَادِكَ ٱلصَّٰلِحِينَ Arab-Latin Fa tabassama ḍāḥikam ming qaulihā wa qāla rabbi auzi'nī an asykura ni'matakallatī an'amta 'alayya wa 'alā wālidayya wa an a'mala ṣāliḥan tarḍāhu wa adkhilnī biraḥmatika fī 'ibādikaṣ-ṣāliḥīnArtinya Maka dia tersenyum dengan tertawa karena mendengar perkataan semut itu. Dan dia berdoa "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh". An-Naml 18 ✵ An-Naml 20 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangKandungan Berharga Tentang Surat An-Naml Ayat 19 Paragraf di atas merupakan Surat An-Naml Ayat 19 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan kandungan berharga dari ayat ini. Ada sekumpulan penafsiran dari berbagai mufassirun terkait isi surat An-Naml ayat 19, misalnya sebagaimana termaktub📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia18-19. Hingga ketika mereka sampai di sebuah lembah sarang semut, seekor semut berkata, “Wahai sekalian semut, masuklah kalian ke sarang-sarang kalian, agar Sulaiman dan bala tentaranya tidak membinasakan kalian, sedang mereka tidak menyadarinya.” Maka Sulaiman tersenyum sembari tertawa karena mendengar perkataan semut itu lantaran semut itu paham dan sadar untuk mengingatkan kawanan semut. Dan Sulaiman merasakan betapa besar nikmat Allah kepada dirinya, maka dia hadapkan hatinya kepadaNya dengan berdoa, “Wahai Tuhanku, berilah aku ilham dan taufik untuk mensyukuri kenikmatanMu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku dan agar dapat beramal shalih sehingga Engkau ridha kepadaku, dan masukkanlah aku dengan rahmatMu ke dalam kenikmatan surgaMu bersama hamba-hambaMu yang shaleh yang telah Engkau ridhai amal perbuatan mereka.”📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram19. Ketika Sulaiman mendengar ucapan semut itu, ia pun tersenyum dengan tertawa karena mendengar perkataan semut itu. Lalu dia berdoa memohon kepada Tuhannya, "Wahai Tuhanku! Bimbinglah aku dan ilhamkan padaku untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan berilah aku taufik untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridai; serta masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh."📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah19. فَتَبَسَّمَ maka dia tersenyum Yakni Sulaiman. ضَاحِكًا مِّن قَوْلِهَاdengan tertawa karena mendengar perkataan semut itu Nabi Sulaiman tertawa karena takjub dengan perkataan semut itu serta pemahaman dan kesadarannya untuk memperingatkan semut yang lain. وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِىٓ Dan dia berdoa “Ya Tuhanku berilah aku ilham Yakni ilhamilah aku. أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِىٓ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلَىٰ وٰلِدَىَّ untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku Sebab kenikmatan yang diberikan kepada kedua orang tua merupakan kenikmatan baginya pula, dan hal itu menjadikan Sulaiman patut bersyukur kepada Allah. وَأَنْ أَعْمَلَ صٰلِحًا تَرْضَىٰهُdan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai Yakni amal shalih yang Engkau terima dariku. وَأَدْخِلْنِى بِرَحْمَتِكَ فِى عِبَادِكَ الصّٰلِحِينَdan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh Yakni jadikanlah aku termasuk golongan mereka, dan masukkanlah namaku bersama nama-nama mereka, serta bangkitkanlah aku dalam kolompok mereka menuju surga sebagai tempat tinggal orang-orang dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah19. Maka Sulaiman tersenyum dengan tertawa karena mendengar perkataan semut itu karena takjub dengan pemahaman itu. Dan dia berdoa "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh".📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahDia tersenyum seraya tertawa karena perkataan semut itu. Dia berdoa,“Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku} berilah aku ilham dan tuntunlah aku {untuk tetap mensyukuri nikmatMu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan untuk tetap mengerjakan amal shalih yang Engkau ridhai. dan masukkanlah aku dengan rahmatMu ke dalam golongan hamba-hambaMu yang shalih”📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H19 setelah sulaiman mendengar ucapan semut itu dan memahaminya, “maka dia tersenyum dengan tertawa karena mendengar perkataan semut itu,” karena kagum terhadap kefasihan, nasihat dan indahnya ungkapan semut itu. Ini adalah keadaan para nabi, yaitu etika yang sempurna dan kagum pada tempatnya, dan tertawa mereka tidak melebihi kecuali pada senyum, sebagaimana Rasulullah, kebanyakan tertawanya adalah senyum. Sebab tertawa terbahak-bahak itu menunjukkan kelemahan akal dan kejelekan adab, sedangkan tidak senyum dan tidak kagum terhadap sesuatu yang memang pantas dikagumi menunjukkan pada perangai jahat dan kecongkakan. Para rasul semuanya bersih dari itu semua. Dan sulaiman berkata seraya bersyukur kepada Allah yang telah menyampaikannya kepada kedudukan mulia ini, “ ya Rabbku, berilah aku ilham,” maksudnya, ilhami dan berilah aku bimbingan, “untuk tetap mensyukuri nikmatMu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang ibu bapakku,” sebab sesungguhnya nikmat kepada kedua ibu bapak merupakan nikmat kepada anak. Oleh karena itu, sulaiman memohon kepada Rabbnya bimbingan taufiq untuk bisa mensyukuri nikmat agama dan dunia yang dianugerahkanNya kepadanya dan kepada kedua orangtuanya, “dan untuk mengerjakan amal shalih yang engkau ridhai,” maksudnya, bimbinglah aku untuk beramal shalih yang Engkau ridhai, karena amal shalih tersebut sejalan dengan perintahMu, dalam keadaan tulus di dalam melakukannya, selamat dari hal-hal yang dapat merusak dan menguranginya, “dan masukanlah aku dengan rahmatMu,” yang di antaranya adalah surga, “ke dalam,” golongan, “hamba-hambaMu yang shalih,” sebab, rahmat itu diperuntukkan hanya untuk orang-orang yang shalih dengan berbagai derajat dan kedudukan mereka. Itu semua adalah satu contoh dari kondisi sulaiman ketika mendengar sarapan dan seruan seekor dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat An-Naml ayat 19 Allah menjelaskan apa yang seharusnya Sulaiman lakukan setelah mendengar perkataan semut dengan tersenyum Sulaiman mendengarnya; Dan Sulaiman berdoa kepada Tuhannya Wahai Tuhanku, berikan aku ilham agar aku bersyukur atas nikmat darimu yang engkau berikan padaku dan kepada bapakku, tetapkan aku untuk beramal shalih dan terimalah amalan tersebut dariku, masukkanlah aku dalam rahmat-Mu, kebaikan dari-Mu yaitu dengan memasuki surga-Mu bersama orang-orang yang shalih yang mereka ridha atas-Mu dan Engkaupun ridha atas mereka.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, kagum terhadapnya dan terhadap nasehatnya. Seperti inilah keadaan para nabi alaihimush shalaatu was salaam, mereka memiliki adab yang sempurna dan kagum pada tempatnya, dan tertawa mereka pun hanya senyuman, sebagaimana Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam yang sebagian besar tertawanya adalah senyum. Hal itu, karena tertawa terbahak-bahak menunjukkan lemahnya akal dan kurang adab, dan jika tidak tersenyum sama sekali dan tidak kagum terhadap hal tersebut menunjukkan akhlaknya yang buruk dan keras, sedangkan para rasul bersih dari semua itu. Ada yang berpendapat, bahwa Beliau mendengar suara semut dari jarak tiga mil yang dibawa oleh angin, maka Beliau menahan bala tentaranya ketika telah dekat ke lembah semut, hingga semua semut masuk ke rumahnya. Ketika itu bala tentara Nabi Sulaiman ada yang berkendaraan dan ada yang berjalan kaki. Sebagai rasa syukur kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala yang telah mengantarkan Beliau kepada kedudukan tersebut. Yakni berilah taufiq. Baik nikmat agama maupun dunia. Yaitu amal yang sesuai perintah Allah dengan ikhlas menjalankannya, selamat dari hal yang membatalkan pahalanya dan yang menguranginya. Yaitu para nabi dan para wali. Inilah potret Beliau yang disebutkan Allah ketika Beliau mendengar suara semut dan panggilannya. Selanjutnya, Allah menyebutkan potret Beliau ketika berbicara dengan burung.📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Naml Ayat 19Begitu mendengar perkataan semut tersebut, maka dia, sulaiman, tersenyum lalu tertawa karena mendengar perkataan semut itu, dia senang dengan anugerah Allah yang diperlihatkan kepadanya. Dan sebagai ungkapan rasa syukur, dia, sulaiman, berdoa, 'ya tuhanku yang memeliharaku! anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang demikian banyak yang telah engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan berikanlah juga aku ilham agar aku bisa mengerjakan kebajikan yang engkau ridai; dan masukkanlah aku, dengan rahmat-Mu, ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh. ' 20. Jika pada ayat yang lalu nabi sulaiman memahami bahasa semut, pada ayat ini nabi sulaiman memahami bahasa burung, antara lain burung hudhud. Nabi sulaiman menggunakan burung hudhud untuk berbagai keperluan seperti membawakan surat, mencari air dan memantau keadaan bangsa lain. Dan pada satu kesempatan, dia, sulaiman, memeriksa burung-burung yang ada di sekitarnya, lalu berkata kepada prajurit yang ada, 'mengapa aku tidak melihat burung hudhud' kemanakah dia' apakah ia termasuk yang tidak hadir'.Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangItulah bermacam penafsiran dari kalangan ahli ilmu berkaitan kandungan dan arti surat An-Naml ayat 19 arab-latin dan artinya, moga-moga berfaidah bagi kita. Support kemajuan kami dengan mencantumkan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan Bacaan Cukup Sering Dikunjungi Telaah ratusan materi yang cukup sering dikunjungi, seperti surat/ayat Al-Kahfi, Yasin, Al-Baqarah, Asmaul Husna, Al-Kautsar, Do’a Sholat Dhuha. Ada juga Al-Ikhlas, Al-Waqi’ah, Ar-Rahman, Shad 54, Ayat Kursi, Al-Mulk. Al-KahfiYasinAl-BaqarahAsmaul HusnaAl-KautsarDo’a Sholat DhuhaAl-IkhlasAl-Waqi’ahAr-RahmanShad 54Ayat KursiAl-Mulk Pencarian ar rum ayat 30, al baqarah 121, surat al baqarah ayat 172 latin dan artinya, surat an nisa ayat 36 latin dan artinya, surat yunus latin Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
Demikian pula doa agar Allah memperbaiki anak keturunannya. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim bahwa ada seorang lelaki yang mengadukan anaknya kepada Thalhah bin Musharrif. Thalhah berkata kepadanya, ”Mintalah tolong dalam masalah anakmu dengan ayat Rabbi auzi’ni an asykura…. 2. Memperbanyak kewaspadaan
Kita tidak akan pernah faham akan sukarnya menjadi seorang ibu bapa bila mana kita belum lagi mempunyai keluarga sendiri dan anak-anak. Begitulah proses hidup yang pasti semua orang akan jalaninya. Justeru itu sebagai seorang anak, kita mempunyai tanggungjawab kepada ibu bapa yang perlu ditunaikan untuk memberi kebahagiaan dan meringankan beban mereka. Antara tanggungjawab yang mudah dan pasti mampu kita lakukan adalah dengan mendoakan mereka. Artikel pada kali ini, kami akan kongsikan kepada anda doa ibu bapa yang bagus untuk diamalkan. Doa Untuk Ibu Bapa Menurut Al-Quran Berikut ini adalah himpunan doa ibu bapa yang boleh dibaca berpandukan rujukan di dalam Al-Quran. 1. Doa Ibu Bapa Umum اَللَّهُمَّ اغْفِرْلِيْ ذُنُوْبِيْ وَلِوَالِدِيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صِغِيْرًا Allahummagh firli zunubi wa li wa lidayya warhamhuma kama robbayani soghiro’ Maksudnya “Ya Allah! ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku dan kasihilah mereka sebagaimana mereka mengasihiku sejak kecil.” Jika dibacakan secara beramai-ramai, boleh tukarkan lafaz doa seperti yang berikut اَللَّهُمَّ اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا Allahumma fighlana zunubana wa li wa lidaina warhamhuma kama rabbayani soghira’ Maksudnya “Ya Allah! ampunilah dosa kami dan dosa kedua orang tua kami dan kasihilah mereka sebagaimana mereka mengasihi kami sejak kecil.” 2. Surah Al-Isra’, ayat 24 رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا Rabbir hamhuma kama rabbayani soqhiro Maksudnya, “…Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.’” Surah al-Isra’, Ayat 24 3. Surah Ibrahim, ayat 41 رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ Rabbanagfir li wa liwalidayya wa lil mu`minina yauma yaqumul hisab’ Maksudnya, “Tuhan kami, berilah ampun aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab hari kiamat.” Surah Ibrahim, Ayat 41 4. Surah Nuh, ayat 28 رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلَا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلَّا تَبَارًا Rabbighfir li wa liwalidayya wa liman dakhala baitiya mu`minaw wa lil mu`minina wal mu`minat, wa la tazidiz zalimina illa tabara’ Maksudnya, “Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapaku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan.” Surah Nuh, Ayat 28 5. Surah An-Naml, ayat 19 رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ Fa tabassama dahikam ming qauliha wa qala rabbi auzi’ni an asykura ni’matakallati an’amta alayya wa ala walidayya wa an a’mala salihan tardahu wa adkhilni biraḥmatika fī ibadikas salihin’ Maksudnya, “…Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmatMu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapaku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau redhai; dan masukkanlah aku dengan rahmatMu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang soleh.” Surah an-Naml, Ayat 19 Tanggungjawab anak terhadap ibu bapa ketika hidup Seorang anak bertanggungjawab terhadap ibu bapanya ketika masih hidup dengan melakukan beberapa perkara seperti 1. Taat kepada perintah ibu bapa Selagi mana suruhan dan kemahuan ibu bapa tidak melanggar syariat Islam, maka kita wajib untuk mentaati segala perintah mereka. Ibu bapa adalah pintu rezeki bagi seorang anak. Dengan berbakti kepada kedua ibu bapa, rezeki kita akan menjadi melimpah ruah dan hati akan menjadi lebih tenang 2. Tidak meninggikan suara kepada ibu bapa Berkata “ah” pun tidak boleh apatah lagi sehingga sampai meninggikan suara kepada ibu bapa. Firman Allah SWT bermaksud “Tuhanmu telah memerintahkan, supaya kamu tidak menyembah selain Allah, dan hendaklah berbuat santun terhadap kedua-dua orang tua. Jika salah seorang telah lanjut usianya atau kedua-duanya telah tua, janganlah sekali-kali engkau berani berkata ah’ terhadap mereka dan janganlah engkau suka menggertak mereka. Tetapi, berkatalah dengan sopan santun dan lemah lembut.” – Surah Al-Isra’ ayat 23 3. Membantu ibu bapa apa yang termampu Selagi ibu bapa masih ada, berbaktilah kepada mereka semampu yang kita boleh dan terdaya sama ada dari segi kewangan, bakti kudrat tenaga, kasih sayang, dan sebagainya. 4. Melayani dengan sopan dan menghormati ibu bapa Bersopan santun dan sentiasa menghormati ibu bapa dalam apa jua yang keluar dari bicara atau dari perlakuan kita adalah tanggungjawab seorang anak yang wajib kita jalankan. Dalam satu hadis, Rasulullah SAW pernah bersabda Maksudnya “Kehinaan, kehinaan, kehinaan.” Baginda ditanya “Siapa yang engkau maksudkan wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab “Siapa sahaja yang mempunyai orang tuanya ketika sudah lanjut usia, salah satu atau keduanya namun tidak menjadikannya sebab masuk syurga.” Hadis Riwayat Muslim Tanggungjawab anak terhadap ibu bapa yang meninggal dunia Apabila terputus alam antara alam dunia dan alam barzakh, itu tidak bermaksud terputus juga ikatan seorang anak terhadap ibu bapanya. Masih ada tanggungjawab yang perlu kita lakukan kepada mereka antaranya seperti 1. Menguruskan pengebumian ibu bapa Tanggungjawab menguruskan pengebumian ibu bapa adalah penghormatan terakhir yang kita boleh buat. Kumpulkan adik-beradik kita semua untuk sama-sama menguruskan proses pemandian jenazah ibu bapa, mengkafankan, menyembahyangkan, dan seterusnya memasukkan mereka di dalam liang lahad. 2. Melangsaikan hutang piutang yang masih tertunggak Sekiranya sebelum ibu bapa meninggal dunia, masih terdapat hutang-piutang yang ditinggalkan mereka. Maka menjadi tanggungjawab anak untuk melangsaikannya setakat yang termampu. Hal ini bagi memudahkan perjalanan mereka di alam barzakh sana. Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda, “Jiwa seorang Mukmin tergantung dengan hutangnya sehingga dilunaskan hutang baginya.” Hadis Riwayat at-Tirmidzi 3. Mendoakan ibu bapa Doa seorang anak kepada ibu bapanya adalah setiap masa. Bagi ibu bapa, doa seorang anak adalah segala-galanya bagi mereka. Mereka tidak perlukan wang ringgit yang banyak, harta yang melimpah ruah, atau kebahagiaan dunia sementara ini. Sebaliknya melihat anak-anak boleh terdidik dan membesar menjadi anak yang soleh maka itu sudah cukup memberikan kebahagiaan kepada diri mereka. 4. Melakukan sedekah dan infak atas nama ibu bapa Sedekah jariah dan infaq di jalan Allah atas nama arwah ibu bapa kita sendiri, insha Allah akan mengalir pahala kebaikannya seperti air yang tidak akan pernah berhenti. Diharapkan semoga perkongsian artikel kami berkenaan dengan doa ibu bapa ini dapat memberikan anda semua ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan berfaedah untuk diaplikasikan dalam kehidupan seharian. Sumber Irsyad Al-Hadith Siri Ke-416 Lafaz Doa Kedua Ibu Bapa. Mufti Wilayah Persekutuan Jangan Abaikan Ibu Bapa Yang Berumur Lanjut. Media Permata 388 Baca Surah Al-Mulk Kepada Arwah Ibu Bapa. Maktabah Al Bakri
9 Doa Nabi Sulaiman AS untuk Berbagai Urusan Dunia dan Akhirat. Oleh A F Sisma. 24 Maret 2023, 10:46. Pexels. Ilustrasi, memanjatkan doa. Nabi Sulaiman AS merupakan salah satu nabi yang turut menyebarkan agama Islam kepada masyarakat. Nabi Sulaiman AS memiliki doa-doa yang dapat dipanjatkan oleh umat Islam. Untuk itu menarik membahas doa Nabi
Yang dimaksud dengan ayat Sulaiman adalah beberapa ayat yang berisi do’a Nabi Sulaiman. Secara umum do’a yang beliau sebutkan tentunya bagus dan layak untuk kita banyak dari saudara kita yang mengamalkan ayat ini, dibaca sekian kali dengan tata cara tertentu yang tidak ada dalilnya dari hadits yang shahih sama sekali. Alias, semuanya hanya mengarang tanpa dasar yang dibenarkan dalam syari’ ini tidak boleh, karena tidak layak bagi kita untuk mengada-ngadakan kegiatan ibadah sendiri atau ritual sendiri di dalam agama Islam yang tidak pernah dicontohkan atau diperintahkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Yang demikian itu bisa membuat kegiatan yang kita lakukan menjadi tertolak tidak diterima oleh Allah Ta’ala dan disebut sebagai sebuah ibadah yang bid’ah mengada-ngada.Adapun jika sekedar ingin tahu dan ingin faham tafsirnya, maka berikut penjelasan dari ayat Sulaiman atau ayat-ayat berisikan do’a yang dibaca oleh Nabi Sulaiman Alaihissalaamقَالَ رَبِّ ٱغْفِرْ لِى وَهَبْ لِى مُلْكًا لَّا يَنۢبَغِى لِأَحَدٍ مِّنۢ بَعْدِىٓ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُArab-Latin qāla rabbigfir lī wa hab lī mulkal lā yambagī li`aḥadim mim ba'dī, innaka antal-wahhābArtinya Ia berkata "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi".فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِّن قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِىٓ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ ٱلَّتِىٓ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَىَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَٰلِحًا تَرْضَىٰهُ وَأَدْخِلْنِى بِرَحْمَتِكَ فِى عِبَادِكَ ٱلصَّٰلِحِينَArab-Latin fa tabassama ḍāḥikam ming qaulihā wa qāla rabbi auzi'nī an asykura ni'matakallatī an'amta 'alayya wa 'alā wālidayya wa an a'mala ṣāliḥan tarḍāhu wa adkhilnī biraḥmatika fī 'ibādikaṣ-ṣāliḥīnArtinya maka dia tersenyum dengan tertawa karena mendengar perkataan semut itu. Dan dia berdoa "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh".Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangPelajaran Menarik Tentang Ayat SulaimanTerdokumentasi beragam penjelasan dari beragam pakar tafsir terhadap makna ayat sulaiman, sebagiannya sebagaimana berikutHingga ketika mereka sampai di sebuah lembah sarang semut, seekor semut berkata, “Wahai sekalian semut, masuklah kalian ke sarang-sarang kalian, agar Sulaiman dan bala tentaranya tidak membinasakan kalian, sedang mereka tidak menyadarinya.” Maka Sulaiman tersenyum sembari tertawa karena mendengar perkataan semut itu lantaran semut itu paham dan sadar untuk mengingatkan kawanan semut. Dan Sulaiman merasakan betapa besar nikmat Allah kepada dirinya, maka dia hadapkan hatinya kepadaNya dengan berdoa, “Wahai Tuhanku, berilah aku ilham dan taufik untuk mensyukuri kenikmatanMu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku dan agar dapat beramal shalih sehingga Engkau ridha kepadaku, dan masukkanlah aku dengan rahmatMu ke dalam kenikmatan surgaMu bersama hamba-hambaMu yang shaleh yang telah Engkau ridhai amal perbuatan mereka.” Tafsir al-MuyassarKetika Sulaiman mendengar ucapan semut itu, ia pun tersenyum dengan tertawa karena mendengar perkataan semut itu. Lalu dia berdoa memohon kepada Tuhannya, "Wahai Tuhanku! Bimbinglah aku dan ilhamkan padaku untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan berilah aku taufik untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridai; serta masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh." Tafsir al-MukhtasharDan dia berdoa "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh". Tafsir al-Wajizفَتَبَسَّمَ maka dia tersenyum Yakni Sulaiman. ضَاحِكًا مِّن قَوْلِهَاdengan tertawa karena mendengar perkataan semut itu Nabi Sulaiman tertawa karena takjub dengan perkataan semut itu serta pemahaman dan kesadarannya untuk memperingatkan semut yang lain. وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِىٓ Dan dia berdoa “Ya Tuhanku berilah aku ilham Yakni ilhamilah aku. أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِىٓ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلَىٰ وٰلِدَىَّ untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku Sebab kenikmatan yang diberikan kepada kedua orang tua merupakan kenikmatan baginya pula, dan hal itu menjadikan Sulaiman patut bersyukur kepada Allah. وَأَنْ أَعْمَلَ صٰلِحًا تَرْضَىٰهُdan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai Yakni amal shalih yang Engkau terima dariku. وَأَدْخِلْنِى بِرَحْمَتِكَ فِى عِبَادِكَ الصّٰلِحِينَdan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh Yakni jadikanlah aku termasuk golongan mereka, dan masukkanlah namaku bersama nama-nama mereka, serta bangkitkanlah aku dalam kolompok mereka menuju surga sebagai tempat tinggal orang-orang shalih. Zubdatut Tafsirإِنَّهُۥ مِن سُلَيْمَٰنَ وَإِنَّهُۥ بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِArab-Latin innahụ min sulaimāna wa innahụ bismillāhir-raḥmānir-raḥīmArtinya Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya isinya "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha sang ratu menjelaskan isi surat itu dengan berkata, “ Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman dan sesungguhnya ia dibuka dengan tulisan Bismillahirrahmanirrahim. Janganlah kalian berlaku sombong dan bersikap congkak terhadap apa yang aku seru kalian kepadanya. Datanglah kepadaku dengan patuh kepada Allah dengan mengesakan dan ketaatan, lagi berserah diri kepadaNya.” Tafsir al-MuyassarKandungan surat yang dikirimkan Sulaiman kepadaku ini dibuka dengan ungkapan, "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Tafsir al-Mukhtashar30. Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman bin Dawud dan berisi "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Tafsir al-Wajizإِنَّهُۥ مِن سُلَيْمٰنَ وَإِنَّهُۥ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya isinya “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang Yakni surat itu dibuka dengan basmalah. Zubdatut Tafsirوَلَقَدْ ءَاتَيْنَا دَاوُۥدَ وَسُلَيْمَٰنَ عِلْمًا ۖ وَقَالَا ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى فَضَّلَنَا عَلَىٰ كَثِيرٍ مِّنْ عِبَادِهِ ٱلْمُؤْمِنِينَArab-Latin wa laqad ātainā dāwụda wa sulaimāna 'ilmā, wa qālal-ḥamdu lillāhillażī faḍḍalanā 'alā kaṡīrim min 'ibādihil-mu`minīnArtinya Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan keduanya mengucapkan "Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hambanya yang beriman".Dan sungguh Kami telah menganugerahkan ilmu kepada Dawud dan Sulaiman, lalu mereka berdua mengamalkannya dan berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah mengutamakan kami dengan ilmu ini atas kebanyakan dari hambaNya yang beriman.” Pada ayat ini terdapat dalil petunjuk akan kemuliaan ilmu dan ketinggian martabat ahli ilmu. Tafsir al-MuyassarDan sesungguhnya Kami telah menganugerahkan ilmu kepada Daud dan putranya Sulaiman, di antaranya pemahaman terhadap bahasa burung, dan keduanya mengucapkan ungkapan rasa syukur kepada Allah, "Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hamba-Nya yang beriman dengan menganugerahkan kami darajat kenabian, dan menjadikan jin dan setan tunduk kepada kami ". Tafsir al-MukhtasharKemudian dia memuji dan bersyukur atas keutamaan itu; dan keduanya mengucapkan "Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hambanya yang beriman" Tafsir al-Wajizوَلَقَدْ ءَاتَيْنَا دَاوُۥدَ وَسُلَيْمٰنَ عِلْمًا ۖ Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman Yakni ilmu yang banyak. وَقَالَا الْحَمْدُ لِلّٰهِdan keduanya mengucapkan “Segala puji bagi Allah Yakni maka mereka berdua mengamalkan ilmu mereka, kemudian mereka berkata “alhamdulillah.” الَّذِى فَضَّلَنَا عَلَىٰ كَثِيرٍ مِّنْ عِبَادِهِ الْمُؤْمِنِينَyang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hambanya yang beriman” Yakni dengan ilmu dan kenabian, serta menundukkan bagi mereka burung, jin, dan manusia. Namun mereka berdua tidak merasa lebih mulia dari mereka semua karena kerendahan hati keduanya. Zubdatut Tafsir Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikian sekumpulan penafsiran dari berbagai mufassirin mengenai makna dan arti ayat sulaiman arab, latin, artinya, moga-moga memberi kebaikan untuk kita semua. Sokong dakwah kami dengan mencantumkan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan
Fa tabassama dahikam min-qauliha wa qala rabbi auzi'ni an asykura ni'matakallati an'amta 'alayya wa 'ala walidayya wa an a'mala shalihan tardhahu wa adkhilni birahmatika fi 'ibadikash-shalihin. Artinya: Maka dia (Sulaiman) tersenyum lalu tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu.
طٰسۤ ۚ تِلْكَ اٰيٰتُ الْقُرْاٰنِ وَكِتَابٍ مُّبِيْنٍ ۙ Ṭā Sīn, tilka āyātul-qur'āni wa kitābim mubīnin. Ṭā Sīn. Inilah ayat-ayat Al-Qur’an dan Kitab Suci yang jelas kandungannya, هُدًى وَّبُشْرٰى لِلْمُؤْمِنِيْنَ ۙ Hudaw wa busyrā lil-mu'minīna. sebagai petunjuk dan berita gembira bagi orang-orang mukmin, الَّذِيْنَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَهُمْ بِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ Allażīna yuqīmūnaṣ-ṣalāta wa yu'tūnaz-zakāta wa hum bil-ākhirati hum yūqinūna. yaitu orang-orang yang menegakkan salat, menunaikan zakat, dan meyakini adanya akhirat. اِنَّ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِالْاٰخِرَةِ زَيَّنَّا لَهُمْ اَعْمَالَهُمْ فَهُمْ يَعْمَهُوْنَ ۗ Innal-lażīna lā yu'minūna bil-ākhirati zayyannā lahum amālahum fahum yamahūna. Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, Kami jadikan terasa indah bagi mereka perbuatan-perbuatannya yang buruk. Maka, mereka terombang-ambing dalam kesesatan. اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ لَهُمْ سُوْۤءُ الْعَذَابِ وَهُمْ فِى الْاٰخِرَةِ هُمُ الْاَخْسَرُوْنَ Ulā'ikal-lażīna lahum sū'ul-ażābi wa hum fil-ākhirati humul-akhsarūna. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksaan buruk di dunia dan di akhirat mereka adalah orang-orang yang paling rugi. وَاِنَّكَ لَتُلَقَّى الْقُرْاٰنَ مِنْ لَّدُنْ حَكِيْمٍ عَلِيْمٍ Wa innaka latulaqqal-qur'āna mil ladun ḥakīmin alīmin. Sesungguhnya engkau Nabi Muhammad benar-benar telah diberi Al-Qur’an dari sisi Allah Yang Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui. اِذْ قَالَ مُوْسٰى لِاَهْلِهٖٓ اِنِّيْٓ اٰنَسْتُ نَارًاۗ سَاٰتِيْكُمْ مِّنْهَا بِخَبَرٍ اَوْ اٰتِيْكُمْ بِشِهَابٍ قَبَسٍ لَّعَلَّكُمْ تَصْطَلُوْنَ Iż qāla mūsā li'ahlihī innī ānastu nārān, sa'ātīkum minhā bikhabarin au ātīkum bisyihābin qabasil laallakum taṣṭalūna. Ingatlah ketika Musa berkata kepada istrinya, “Sesungguhnya aku melihat api. Aku akan membawa kabar tentangnya kepadamu atau membawa suluh api obor agar kamu dapat menghangatkan badan dekat api.” فَلَمَّا جَاۤءَهَا نُوْدِيَ اَنْۢ بُوْرِكَ مَنْ فِى النَّارِ وَمَنْ حَوْلَهَاۗ وَسُبْحٰنَ اللّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ Falammā jā'ahā nūdiya am būrika man fin-nāri wa man ḥaulahā, wa subḥānallāhi rabbil-ālamīna. Maka, ketika tiba di sana tempat api itu, dia diseru, “Orang yang berada di dekat api dan orang yang berada di sekitarnya telah diberkahi. Mahasuci Allah, Tuhan semesta alam.” يٰمُوْسٰٓى اِنَّهٗٓ اَنَا اللّٰهُ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ ۙ Yā mūsā innahū anallāhul-azīzul-ḥakīmu. Allah berfirman, “Wahai Musa, sesungguhnya Aku adalah Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. وَاَلْقِ عَصَاكَ ۗفَلَمَّا رَاٰهَا تَهْتَزُّ كَاَنَّهَا جَاۤنٌّ وَّلّٰى مُدْبِرًا وَّلَمْ يُعَقِّبْۗ يٰمُوْسٰى لَا تَخَفْۗ اِنِّيْ لَا يَخَافُ لَدَيَّ الْمُرْسَلُوْنَ ۖ Wa alqi aṣāka, falammā ra'āhā tahtazzu ka'annahā jānnuw wallā mudbiraw wa lam yuaqqib, yā mūsā lā takhaf, innī lā yakhāfu ladayyal-mursalūna. Lemparkanlah tongkatmu!” Ketika tongkat itu dilemparkan Musa melihatnya bergerak-gerak seperti seekor ular kecil yang gesit, berlarilah dia sambil berbalik ke belakang tanpa menoleh. Allah pun berfirman, “Wahai Musa, jangan takut! Sesungguhnya di hadapan-Ku para rasul tidak perlu takut, اِلَّا مَنْ ظَلَمَ ثُمَّ بَدَّلَ حُسْنًاۢ بَعْدَ سُوْۤءٍ فَاِنِّيْ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ Illā man ẓalama ṡumma baddala ḥusnam bada sū'in fa innī gafūrur raḥīmun. kecuali orang yang berlaku zalim yang kemudian mengganti keburukan-nya dengan kebaikan bertobat. Sesungguhnya Aku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. وَاَدْخِلْ يَدَكَ فِيْ جَيْبِكَ تَخْرُجْ بَيْضَاۤءَ مِنْ غَيْرِ سُوْۤءٍۙ فِيْ تِسْعِ اٰيٰتٍ اِلٰى فِرْعَوْنَ وَقَوْمِهٖۚ اِنَّهُمْ كَانُوْا قَوْمًا فٰسِقِيْنَ Wa adkhil yadaka fī jaibika takhruj baiḍā'a min gairi sū'in, fī tisi āyātin ilā firauna wa qaumihī, innahum kānū qauman fāsiqīna. Masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, ia akan keluar dalam keadaan bercahaya putih bukan karena cacat. Kedua mukjizat ini termasuk sembilan macam mukjizat yang akan ditunjukkan kepada Firaun dan kaumnya. Sesungguhnya mereka benar-benar kaum yang fasik.” فَلَمَّا جَاۤءَتْهُمْ اٰيٰتُنَا مُبْصِرَةً قَالُوْا هٰذَا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ ۚ Falammā jā'athum āyātunā mubṣiratan qālū hāżā siḥrum mubīnun. Ketika mukjizat-mukjizat Kami yang terang itu sampai kepada mereka, mereka berkata, “Ini sihir yang nyata.” وَجَحَدُوْا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَآ اَنْفُسُهُمْ ظُلْمًا وَّعُلُوًّاۗ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُفْسِدِيْنَ ࣖ Wa jaḥadū bihā wastaiqanathā anfusuhum ẓulmaw wa uluwwān, fanẓur kaifa kāna āqibatul-mufsidīna. Mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan, padahal hati mereka meyakini kebenaran-nya. Perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan. وَلَقَدْ اٰتَيْنَا دَاوٗدَ وَسُلَيْمٰنَ عِلْمًاۗ وَقَالَا الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ فَضَّلَنَا عَلٰى كَثِيْرٍ مِّنْ عِبَادِهِ الْمُؤْمِنِيْنَ Wa laqad ātainā dāwūda wa sulaimāna ilmān, wa qālal-ḥamdu lillāhil-lażī faḍḍalanā alā kaṡīrim min ibādihil-mu'minīna. Sungguh, Kami benar-benar telah menganugerahkan ilmu kepada Daud dan Sulaiman. Keduanya berkata, “Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami daripada kebanyakan hamba-hamba-Nya yang mukmin.” وَوَرِثَ سُلَيْمٰنُ دَاوٗدَ وَقَالَ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ عُلِّمْنَا مَنْطِقَ الطَّيْرِ وَاُوْتِيْنَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍۗ اِنَّ هٰذَا لَهُوَ الْفَضْلُ الْمُبِيْنُ Wa wariṡa sulaimānu dāwūda wa qāla yā ayyuhan-nāsu ullimnā manṭiqaṭ-ṭairi wa ūtīnā min kulli syai'in, inna hāżā lahuwal-faḍlul-mubīnu. Sulaiman telah mewarisi Daud dan dia Sulaiman berkata, “Wahai manusia, kami telah diajari untuk memahami bahasa burung dan kami dianugerahi segala sesuatu. Sesungguhnya semua ini benar-benar karunia yang nyata.” وَحُشِرَ لِسُلَيْمٰنَ جُنُوْدُهٗ مِنَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِ وَالطَّيْرِ فَهُمْ يُوْزَعُوْنَ Wa ḥusyira lisulaimāna junūduhū minal-jinni wal-insi waṭ-ṭairi fahum yūzaūna. Untuk Sulaiman dikumpulkanlah bala tentara dari kalangan jin, manusia, dan burung, lalu mereka diatur dengan tertib حَتّٰىٓ اِذَآ اَتَوْا عَلٰى وَادِ النَّمْلِۙ قَالَتْ نَمْلَةٌ يّٰٓاَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوْا مَسٰكِنَكُمْۚ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمٰنُ وَجُنُوْدُهٗۙ وَهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ Ḥattā iżā atau alā wādin-namli, qālat namlatuy yā ayyuhan-namludkhulū masākinakum, lā yaḥṭimannakum sulaimānu wa junūduhū wa hum lā yasyurūna. hingga ketika sampai di lembah semut, ratu semut berkata, “Wahai para semut, masuklah ke dalam sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadarinya.” فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِّنْ قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَدْخِلْنِيْ بِرَحْمَتِكَ فِيْ عِبَادِكَ الصّٰلِحِيْنَ Fatabassama ḍāḥikam min qaulihā wa qāla rabbi auzinī an asykura nimatakal-latī anamta alayya wa alā wālidayya wa an amala ṣāliḥan tarḍāhu wa adkhilnī biraḥmatika fī ibādikaṣ-ṣāliḥīna. Dia Sulaiman tersenyum seraya tertawa karena mendengar perkataan semut itu. Dia berdoa, “Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham dan kemampuan untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan untuk tetap mengerjakan kebajikan yang Engkau ridai. Aku memohon pula masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.” وَتَفَقَّدَ الطَّيْرَ فَقَالَ مَا لِيَ لَآ اَرَى الْهُدْهُدَۖ اَمْ كَانَ مِنَ الْغَاۤىِٕبِيْنَ Wa tafaqqadaṭ-ṭaira fa qāla mā liya lā aral-hudhuda, am kāna minal-gā'ibīna. Dia Sulaiman memeriksa pasukan burung, lalu berkata, “Mengapa aku tidak melihat Hudhud? Ataukah ia termasuk yang tidak hadir? لَاُعَذِّبَنَّهٗ عَذَابًا شَدِيْدًا اَوْ لَاَا۟ذْبَحَنَّهٗٓ اَوْ لَيَأْتِيَنِّيْ بِسُلْطٰنٍ مُّبِيْنٍ La'uażżibannahū ażāban syadīdan au la'ażbaḥannahū au laya'tiyannī bisulṭānim mubīnin. Pasti akan kuhukum ia dengan hukuman yang berat atau kusembelih ia, kecuali jika ia datang kepadaku dengan alasan yang jelas.” فَمَكَثَ غَيْرَ بَعِيْدٍ فَقَالَ اَحَطْتُّ بِمَا لَمْ تُحِطْ بِهٖ وَجِئْتُكَ مِنْ سَبَاٍ ۢبِنَبَاٍ يَّقِيْنٍ Famakaṡa gaira baīdin faqāla aḥaṭtu bimā lam tuḥiṭ bihī wa ji'tuka min saba'im binaba'iy yaqīnin. Tidak lama kemudian datanglah Hudhud, lalu ia berkata, “Aku telah mengetahui sesuatu yang belum engkau ketahui. Aku datang kepadamu dari negeri Saba’ membawa suatu berita penting yang meyakinkan kebenarannya. اِنِّيْ وَجَدْتُّ امْرَاَةً تَمْلِكُهُمْ وَاُوْتِيَتْ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ وَّلَهَا عَرْشٌ عَظِيْمٌ Innī wajattumra'atan tamlikuhum wa ūtiyat min kulli syai'iw wa lahā arsyun aẓīmun. Sesungguhnya aku mendapati ada seorang perempuan yang memerintah mereka penduduk negeri Saba’. Dia dianugerahi segala sesuatu dan memiliki singgasana yang besar. وَجَدْتُّهَا وَقَوْمَهَا يَسْجُدُوْنَ لِلشَّمْسِ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطٰنُ اَعْمَالَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيْلِ فَهُمْ لَا يَهْتَدُوْنَۙ Wajattuhā wa qaumahā yasjudūna lisy-syamsi min dūnillāhi wa zayyana lahumusy-syaiṭānu amālahum fa ṣaddahum anis-sabīli fahum lā yahtadūna. Aku burung Hudhud mendapati dia dan kaumnya sedang menyembah matahari, bukan Allah. Setan telah menghiasi perbuatan-perbuatan buruk itu agar terasa indah bagi mereka sehingga menghalanginya dari jalan Allah. Mereka tidak mendapat petunjuk. اَلَّا يَسْجُدُوْا لِلّٰهِ الَّذِيْ يُخْرِجُ الْخَبْءَ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَيَعْلَمُ مَا تُخْفُوْنَ وَمَا تُعْلِنُوْنَ Allā yasjudū lillāhil-lażī yukhrijul-khab'a fis-samāwāti wal-arḍi wa yalamu mā tukhfūna wa mā tulinūna. Mereka juga tidak menyembah Allah yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan yang kamu nyatakan. اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۙ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ ۩ Allāhu lā ilāha illā huwa rabbul-arsyil-aẓīmi. Allah, tidak ada tuhan melainkan Dia, Tuhan yang mempunyai ʻArasy yang agung.” ۞ قَالَ سَنَنْظُرُ اَصَدَقْتَ اَمْ كُنْتَ مِنَ الْكٰذِبِيْنَ Qāla sananẓuru aṣadaqta am kunta minal-kāżibīna. Dia Sulaiman berkata, “Kami akan memperhatikan apakah engkau benar atau termasuk orang-orang yang berdusta. اِذْهَبْ بِّكِتٰبِيْ هٰذَا فَاَلْقِهْ اِلَيْهِمْ ثُمَّ تَوَلَّ عَنْهُمْ فَانْظُرْ مَاذَا يَرْجِعُوْنَ Iżhab bikitābī hāżā fa alqih ilaihim ṡumma tawalla anhum fanẓur māżā yarjiūna. Pergilah dengan membawa suratku ini, lalu jatuhkanlah kepada mereka. Kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan!” قَالَتْ يٰٓاَيُّهَا الْمَلَؤُا اِنِّيْٓ اُلْقِيَ اِلَيَّ كِتٰبٌ كَرِيْمٌ Qālat yā ayyuhal-mala'u innī ulqiya ilayya kitābun karīmun. Dia Balqis berkata, “Wahai para pembesar, sesungguhnya telah disampaikan kepadaku sebuah surat yang penting.” اِنَّهٗ مِنْ سُلَيْمٰنَ وَاِنَّهٗ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ۙ Innahū min sulaimāna wa innahū bismillāhir-raḥmānir-raḥīmi. Sesungguhnya surat itu berasal dari Sulaiman yang isinya berbunyi, “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. اَلَّا تَعْلُوْا عَلَيَّ وَأْتُوْنِيْ مُسْلِمِيْنَ ࣖ Allā talū alayya wa'tūnī muslimīna. Janganlah engkau berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri!” قَالَتْ يٰٓاَيُّهَا الْمَلَؤُا اَفْتُوْنِيْ فِيْٓ اَمْرِيْۚ مَا كُنْتُ قَاطِعَةً اَمْرًا حَتّٰى تَشْهَدُوْنِ Qālat yā ayyuhal-mala'u aftūnī fī amrī, mā kuntu qāṭiatan amran ḥattā tasyhadūni. Dia Balqis berkata, “Wahai para pembesar, berilah aku pertimbangan dalam urusanku ini. Aku tidak pernah memutuskan suatu urusan sebelum kamu hadir dalam majelisku.” قَالُوْا نَحْنُ اُولُوْا قُوَّةٍ وَّاُولُوْا بَأْسٍ شَدِيْدٍ ەۙ وَّالْاَمْرُ اِلَيْكِ فَانْظُرِيْ مَاذَا تَأْمُرِيْنَ Qālū naḥnu ulū quwwatiw wa ulū ba'sin syadīdin, wal-amru ilaiki fanẓurī māżā ta'murīna. Mereka menjawab, “Kita memiliki kekuatan dan ketangkasan yang luar biasa untuk berperang, tetapi keputusan berada di tanganmu. Maka, pertimbangkanlah apa yang akan engkau perintahkan.” قَالَتْ اِنَّ الْمُلُوْكَ اِذَا دَخَلُوْا قَرْيَةً اَفْسَدُوْهَا وَجَعَلُوْٓا اَعِزَّةَ اَهْلِهَآ اَذِلَّةً ۚوَكَذٰلِكَ يَفْعَلُوْنَ Qālat innal-mulūka iżā dakhalū qaryatan afsadūhā wa jaalū aizzata ahlihā ażillahtan, wa każālika yafalūna. Dia Balqis berkata, “Sesungguhnya raja-raja apabila menaklukkan suatu negeri, mereka tentu membinasakannya dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina. Demikianlah yang mereka akan perbuat. وَاِنِّيْ مُرْسِلَةٌ اِلَيْهِمْ بِهَدِيَّةٍ فَنٰظِرَةٌ ۢبِمَ يَرْجِعُ الْمُرْسَلُوْنَ Wa innī mursilatun ilaihim bihadiyyatin fanāẓiratun bima yarjiul-mursalūna. Sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan membawa hadiah dan aku akan menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh para utusan itu.” فَلَمَّا جَاۤءَ سُلَيْمٰنَ قَالَ اَتُمِدُّوْنَنِ بِمَالٍ فَمَآ اٰتٰىنِ َۧ اللّٰهُ خَيْرٌ مِّمَّآ اٰتٰىكُمْۚ بَلْ اَنْتُمْ بِهَدِيَّتِكُمْ تَفْرَحُوْنَ Falammā jā'a sulaimāna qāla atumiddūnani bimālin famā ātāniyallāhu khairum mimmā ātākum, bal antum bihadiyyatikum tafraḥūna. Ketika para utusan itu sampai kepada Sulaiman, dia berkata, “Apakah kamu akan memberi harta kepadaku sebagai hadiah? Apa yang Allah berikan kepadaku lebih baik daripada apa yang Allah berikan kepadamu, tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu. اِرْجِعْ اِلَيْهِمْ فَلَنَأْتِيَنَّهُمْ بِجُنُوْدٍ لَّا قِبَلَ لَهُمْ بِهَا وَلَنُخْرِجَنَّهُمْ مِّنْهَآ اَذِلَّةً وَّهُمْ صٰغِرُوْنَ Irji ilaihim falana'tiyannahum bijunūdil lā qibala lahum bihā wa lanukhrijannahum minhā ażillataw wa hum ṣāgirūna. Pulanglah kepada mereka dengan membawa kembali hadiahmu! Kami pasti akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang tidak mungkin dikalahkan. Kami pasti akan mengusir mereka dari negeri itu Saba’ dalam keadaan terhina lagi tunduk.” قَالَ يٰٓاَيُّهَا الْمَلَؤُا اَيُّكُمْ يَأْتِيْنِيْ بِعَرْشِهَا قَبْلَ اَنْ يَّأْتُوْنِيْ مُسْلِمِيْنَ Qāla yā ayyuhal-mala'u ayyukum ya'tīnī biarsyihā qabla ay ya'tūnī muslimīna. Dia Sulaiman berkata, “Wahai para pembesar, siapakah di antara kamu yang sanggup membawakanku singgasananya sebelum mereka datang menyerahkan diri?” قَالَ عِفْرِيْتٌ مِّنَ الْجِنِّ اَنَا۠ اٰتِيْكَ بِهٖ قَبْلَ اَنْ تَقُوْمَ مِنْ مَّقَامِكَۚ وَاِنِّيْ عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ اَمِيْنٌ Qāla ifrītum minal-jinni ana atīka bihī qabla an taqūma mim maqāmika, wa innī alaihi laqawiyyun amīnun. Ifrit dari golongan jin berkata, “Akulah yang akan membawanya kepadamu sebelum engkau berdiri dari singgasanamu. Sesungguhnya aku benar-benar kuat lagi dapat dipercaya.” قَالَ الَّذِيْ عِنْدَهٗ عِلْمٌ مِّنَ الْكِتٰبِ اَنَا۠ اٰتِيْكَ بِهٖ قَبْلَ اَنْ يَّرْتَدَّ اِلَيْكَ طَرْفُكَۗ فَلَمَّا رَاٰهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهٗ قَالَ هٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّيْۗ لِيَبْلُوَنِيْٓ ءَاَشْكُرُ اَمْ اَكْفُرُۗ وَمَنْ شَكَرَ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ رَبِّيْ غَنِيٌّ كَرِيْمٌ Qālal-lażī indahū ilmum minal-kitābi ana ātīka bihī qabla ay yartadda ilaika ṭarfuka, falammā ra'āhu mustaqirran indahū qāla hāżā min faḍli rabbī, liyabluwanī a'asykuru am akfuru, wa man syakara fa'innamā yasykuru linafsihī, wa man kafara fa'inna rabbī ganiyyun karīmun. Seorang yang mempunyai ilmu dari kitab suci berkata, “Aku akan mendatangimu dengan membawa singgasana itu sebelum matamu berkedip.” Ketika dia Sulaiman melihat singgasana itu ada di hadapannya, dia pun berkata, “Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau berbuat kufur. Siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri. Siapa yang berbuat kufur, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya lagi Mahamulia.” قَالَ نَكِّرُوْا لَهَا عَرْشَهَا نَنْظُرْ اَتَهْتَدِيْٓ اَمْ تَكُوْنُ مِنَ الَّذِيْنَ لَا يَهْتَدُوْنَ Qāla nakkirū lahā arsyahā nanẓur atahtadī am takūnu minal-lażīna lā yahtadūna. Dia Sulaiman berkata, “Ubahlah untuknya singgasananya, kita akan melihat apakah dia Balqis mengenali-nya atau tidak mengenali.” فَلَمَّا جَاۤءَتْ قِيْلَ اَهٰكَذَا عَرْشُكِۗ قَالَتْ كَاَنَّهٗ هُوَۚ وَاُوْتِيْنَا الْعِلْمَ مِنْ قَبْلِهَا وَكُنَّا مُسْلِمِيْنَ Falammā jā'at qīla ahakażā arsyuki, qālat ka'annahū huwa, wa ūtīnal-ilma min qablihā wa kunnā muslimīna. Ketika dia Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya, “Serupa inikah singgasanamu?” Dia Balqis menjawab, “Sepertinya ya. Kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri kepada Allah.” وَصَدَّهَا مَا كَانَتْ تَّعْبُدُ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗاِنَّهَا كَانَتْ مِنْ قَوْمٍ كٰفِرِيْنَ Wa ṣaddahā mā kānat tabudu min dūnillāhi, innahā kānat min qaumin kāfirīna. Kebiasaannya Balqis menyembah selain Allah telah mencegahnya dari tauhid. Sesungguhnya dia dahulu termasuk kaum yang kafir. قِيْلَ لَهَا ادْخُلِى الصَّرْحَۚ فَلَمَّا رَاَتْهُ حَسِبَتْهُ لُجَّةً وَّكَشَفَتْ عَنْ سَاقَيْهَاۗ قَالَ اِنَّهٗ صَرْحٌ مُّمَرَّدٌ مِّنْ قَوَارِيْرَ ەۗ قَالَتْ رَبِّ اِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ وَاَسْلَمْتُ مَعَ سُلَيْمٰنَ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ࣖ Qīla lahadkhuliṣ-ṣarḥa, falammā ra'athu ḥasibathu lujjataw wa kasyafat an sāqaihā, qāla innahū ṣarḥum mumarradum min qawārīra, qālat rabbi innī ẓalamtu nafsī wa aslamtu maa sulaimāna lillāhi rabbil-ālamīna. Dikatakan kepadanya Balqis, “Masuklah ke istana.” Ketika dia Balqis melihat lantai istana itu, dia menyangkanya kolam air yang besar. Dia menyingkapkan gaun yang menutupi kedua betisnya. Dia Sulaiman berkata, “Sesungguhnya ini hanyalah lantai licin berkilap yang terbuat dari kaca.” Dia Balqis berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku. Aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam.” وَلَقَدْ اَرْسَلْنَآ اِلٰى ثَمُوْدَ اَخَاهُمْ صٰلِحًا اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ فَاِذَا هُمْ فَرِيْقٰنِ يَخْتَصِمُوْنَ Wa laqad arsalnā ilā ṡamūda akhāhum ṣāliḥan anibudullāha fa'iżā hum farīqāni yakhtaṣimūna. Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus kepada kaum Samud saudara mereka sesuku, yaitu Saleh yang menyeru, “Sembahlah Allah!” Tiba-tiba mereka menjadi dua golongan yang bermusuhan. قَالَ يٰقَوْمِ لِمَ تَسْتَعْجِلُوْنَ بِالسَّيِّئَةِ قَبْلَ الْحَسَنَةِۚ لَوْلَا تَسْتَغْفِرُوْنَ اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ Qāla yā qaumi lima tastajilūna bis-sayyi'ati qablal-ḥasanahti, lau lā tastagfirūnallāha laallakum turḥamūna. Dia Saleh berkata, “Wahai kaumku, mengapa kamu meminta disegerakan keburukan azab sebelum meminta kebaikan rahmat? Mengapa kamu tidak memohon ampunan kepada Allah agar kamu dirahmati?” قَالُوا اطَّيَّرْنَا بِكَ وَبِمَنْ مَّعَكَۗ قَالَ طٰۤىِٕرُكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ تُفْتَنُوْنَ Qāluṭ ṭayyarnā bika wa bimam maaka, qāla ṭā'irukum indallāhi bal antum qaumun tuftanūna. Mereka menjawab, “Kami bernasib malang karena engkau dan orang-orang yang bersamamu.” Dia Saleh berkata, “Nasibmu malang atau tidak ditetapkan di sisi Allah bukan karena kami. Kamu adalah kaum yang sedang diuji.” وَكَانَ فِى الْمَدِيْنَةِ تِسْعَةُ رَهْطٍ يُّفْسِدُوْنَ فِى الْاَرْضِ وَلَا يُصْلِحُوْنَ Wa kāna fil-madīnati tisatu rahṭiy yufsidūna fil-arḍi wa lā yuṣliḥūna. Di kota itu ada sembilan orang laki-laki yang berbuat kerusakan di bumi. Mereka tidak melakukan perbaikan. قَالُوْا تَقَاسَمُوْا بِاللّٰهِ لَنُبَيِّتَنَّهٗ وَاَهْلَهٗ ثُمَّ لَنَقُوْلَنَّ لِوَلِيِّهٖ مَا شَهِدْنَا مَهْلِكَ اَهْلِهٖ وَاِنَّا لَصٰدِقُوْنَ Qālū taqāsamū billāhi lanubayyitannahū wa ahlahū ṡumma lanaqūlanna liwaliyyihī mā syahidnā mahlika ahlihī wa innā laṣādiqūna. Mereka berkata, “Bersumpahlah kamu masing-masing dengan nama Allah bahwa kita pasti akan menyerang dia Saleh bersama keluarganya pada malam hari. Kemudian, kita akan mengatakan kepada ahli warisnya bahwa kita tidak menyaksikan kebinasaan keluarganya itu. Sesungguhnya kita adalah orang-orang yang benar.” وَمَكَرُوْا مَكْرًا وَّمَكَرْنَا مَكْرًا وَّهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ Wa makarū makraw wa makarnā makraw wa hum lā yasyurūna. Mereka membuat tipu daya dan Kami pun menyusun tipu daya, sedangkan mereka tidak sadar. فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ مَكْرِهِمْ اَنَّا دَمَّرْنٰهُمْ وَقَوْمَهُمْ اَجْمَعِيْنَ Fanẓur kaifa kāna āqibatu makrihim annā dammarnāhum wa qaumahum ajmaīna. Perhatikanlah bagaimana akibat tipu daya mereka bahwa sesungguhnya Kami membinasakan mereka dan semua kaumnya. فَتِلْكَ بُيُوْتُهُمْ خَاوِيَةً ۢبِمَا ظَلَمُوْاۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً لِّقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ Fatilka buyūtuhum khāwiyatam bimā ẓalamū, inna fī żālika la'āyatal liqaumiy yalamūna. Itulah rumah-rumah mereka yang kosong sebagai bukti bahwa mereka binasa akibat kezaliman mereka. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang mengetahui. وَاَنْجَيْنَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَكَانُوْا يَتَّقُوْنَ Wa anjainal-lażīna āmanū wa kānū yattaqūna. Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa. وَلُوْطًا اِذْ قَالَ لِقَوْمِهٖٓ اَتَأْتُوْنَ الْفَاحِشَةَ وَاَنْتُمْ تُبْصِرُوْنَ Wa lūṭan iż qāla liqaumihī ata'tūnal-fāḥisyata wa antum tubṣirūna. Ingatlah kisah Lut ketika dia berkata kepada kaumnya, “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan keji, padahal kamu mengetahui kekejiannya?” اَىِٕنَّكُمْ لَتَأْتُوْنَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِّنْ دُوْنِ النِّسَاۤءِ ۗبَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُوْنَ A'innakum lata'tūnar-rijāla syahwatam min dūnin-nisā'i, bal antum qaumun tajhalūna. Mengapa kamu mendatangi laki-laki, bukan perempuan, untuk memenuhi syahwat-mu? Sungguh, kamu adalah kaum yang melakukan perbuatan bodoh.” ۞ فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهٖٓ اِلَّآ اَنْ قَالُوْٓا اَخْرِجُوْٓا اٰلَ لُوْطٍ مِّنْ قَرْيَتِكُمْۙ اِنَّهُمْ اُنَاسٌ يَّتَطَهَّرُوْنَ Famā kāna jawāba qaumihī illā an qālū akhrijū āla lūṭim min qaryatikum, innahum unāsuy yataṭahharūna. Jawaban kaumnya tidak lain hanya dengan mengatakan, “Usirlah Lut dan pengikutnya dari negerimu! Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu menyucikan diri dari perbuatan keji.” فَاَنْجَيْنٰهُ وَاَهْلَهٗٓ اِلَّا امْرَاَتَهٗ قَدَّرْنٰهَا مِنَ الْغٰبِرِيْنَ Fa'anjaināhu wa ahlahū illamra'atahū qaddarnāhā minal-gābirīna. Kami menyelamatkan dia dan keluarganya, kecuali istrinya. Kami telah menentukan istri-nya termasuk orang-orang kafir yang tertinggal. وَاَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ مَّطَرًاۚ فَسَاۤءَ مَطَرُ الْمُنْذَرِيْنَ ࣖ Wa amṭarnā alaihim maṭarān, fasā'a maṭarul-munżarīna. Kami hujani mereka dengan batu. Betapa buruk hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu. قُلِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَسَلٰمٌ عَلٰى عِبَادِهِ الَّذِيْنَ اصْطَفٰىۗ ءٰۤاللّٰهُ خَيْرٌ اَمَّا يُشْرِكُوْنَ ۔ Qulil-ḥamdu lillāhi wa salāmun alā ibādihil-lażīnaṣṭafā, āllāhu khairun ammā yusyrikūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Segala puji bagi Allah dan salam sejahtera atas hamba-hamba-Nya yang dipilih-Nya. Apakah Allah yang lebih baik ataukah apa yang mereka persekutukan dengan-Nya?” اَمَّنْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَاَنْزَلَ لَكُمْ مِّنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَنْۢبَتْنَا بِهٖ حَدَاۤىِٕقَ ذَاتَ بَهْجَةٍۚ مَا كَانَ لَكُمْ اَنْ تُنْۢبِتُوْا شَجَرَهَاۗ ءَاِلٰهٌ مَّعَ اللّٰهِ ۗبَلْ هُمْ قَوْمٌ يَّعْدِلُوْنَ ۗ Am man khalaqas-samāwāti wal-arḍa wa anzala minas-samā'i mā'an fa ambatnā bihī ḥadā'iqa żāta bahjahtin, mā kāna lakum an tumbitū syajarahā, a'ilāhum maallāhi, bal hum qaumuy yadilūna. Apakah yang kamu sekutukan itu lebih baik ataukah Zat yang menciptakan langit dan bumi serta yang menurunkan air dari langit untukmu, lalu Kami menumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah yang kamu tidak akan mampu menumbuhkan pohon-pohonnya? Apakah ada tuhan lain bersama Allah? Sebenarnya mereka adalah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. اَمَّنْ جَعَلَ الْاَرْضَ قَرَارًا وَّجَعَلَ خِلٰلَهَآ اَنْهٰرًا وَّجَعَلَ لَهَا رَوَاسِيَ وَجَعَلَ بَيْنَ الْبَحْرَيْنِ حَاجِزًاۗ ءَاِلٰهٌ مَّعَ اللّٰهِ ۗبَلْ اَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ ۗ Am man jaalal-arḍa qarāraw wa jaala khilālahā anhāraw wa jaala lahā rawāsiya wa jaala bainal-baḥraini ḥājizān, a'ilāhum maallāhi, bal akṡaruhum lā yalamūna. Apakah yang kamu sekutukan itu lebih baik ataukah Zat yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, menjadikan gunung-gunung untuk mengukuhkan-nya, dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah ada tuhan lain bersama Allah? Sebenarnya kebanyakan mereka tidak mengetahui. اَمَّنْ يُّجِيْبُ الْمُضْطَرَّ اِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوْۤءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاۤءَ الْاَرْضِۗ ءَاِلٰهٌ مَّعَ اللّٰهِ ۗقَلِيْلًا مَّا تَذَكَّرُوْنَۗ Am may yujībul-muḍṭarra iżā daāhu wa yaksyifus-sū'a wa yajalukum khulafā'a fil-arḍi, a'ilāhum maallāhi, qalīlam mā tażakkarūna. Apakah yang kamu sekutukan itu lebih baik ataukah Zat yang mengabulkan doa orang yang berada dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, menghilangkan kesusahan, dan menjadikan kamu manusia sebagai khalifah pemimpin di bumi? Apakah ada tuhan lain bersama Allah? Sedikit sekali nikmat Allah yang kamu ingat. اَمَّنْ يَّهْدِيْكُمْ فِيْ ظُلُمٰتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَنْ يُّرْسِلُ الرِّيٰحَ بُشْرًاۢ بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهٖۗ ءَاِلٰهٌ مَّعَ اللّٰهِ ۗتَعٰلَى اللّٰهُ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ Am may yahdīkum fī ẓulumātil-barri wal-baḥri wa may yursilur-riyāḥa busyram baina yadai raḥmatihī, a'ilāhum maallāhi, taālallāhu ammā yusyrikūna. Apakah yang kamu sekutukan itu lebih baik ataukah Zat yang memberi petunjuk kepadamu dalam kegelapan darat dan laut serta yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya? Apakah ada tuhan lain bersama Allah? Mahatinggi Allah terhadap apa yang mereka persekutukan. اَمَّنْ يَّبْدَؤُا الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيْدُهٗ وَمَنْ يَّرْزُقُكُمْ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِۗ ءَاِلٰهٌ مَّعَ اللّٰهِ ۗقُلْ هَاتُوْا بُرْهَانَكُمْ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ Am may yabda'ul-khalqa ṡumma yuīduhū wa may yarzuqukum minas-samā'i wal-arḍi, a'ilāhum maallāhi, qul hātū burhānakum in kuntum ṣādiqīna. Apakah yang kamu sekutukan itu lebih baik ataukah Zat yang menciptakan makhluk dari permulaannya kemudian mengulanginya lagi dan yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Apakah ada tuhan lain bersama Allah? Katakanlah, “Kemukakanlah bukti kebenaranmu jika kamu orang-orang benar.” قُلْ لَّا يَعْلَمُ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ الْغَيْبَ اِلَّا اللّٰهُ ۗوَمَا يَشْعُرُوْنَ اَيَّانَ يُبْعَثُوْنَ Qul lā yalamu man fis-samāwāti wal-arḍil gaiba illallāhu, wa mā yasyurūna ayyāna yubaṡūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Tidak ada siapa pun di langit dan di bumi yang mengetahui sesuatu yang gaib selain Allah. Mereka juga tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan.” بَلِ ادّٰرَكَ عِلْمُهُمْ فِى الْاٰخِرَةِۗ بَلْ هُمْ فِيْ شَكٍّ مِّنْهَاۗ بَلْ هُمْ مِّنْهَا عَمُوْنَ ࣖ Balid dāraka ilmuhum fil-ākhirahti, bal hum fī syakkim minhā, bal hum minhā amūna. Bahkan, pengetahuan mereka tentang akhirat akan diperoleh kemudian. Bahkan, mereka ragu-ragu tentang akhirat itu. Bahkan, mereka buta tentang itu. وَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا ءَاِذَا كُنَّا تُرٰبًا وَّاٰبَاۤؤُنَآ اَىِٕنَّا لَمُخْرَجُوْنَ Wa qālal-lażīna kafarū a'iżā kunnā turābaw wa ābā'unā a'innā lamukhrajūna. Orang-orang yang kufur berkata, “Setelah kami menjadi tanah dan begitu pula nenek moyang kami, apakah benar sesungguhnya kami akan dikeluarkan dari kubur? لَقَدْ وُعِدْنَا هٰذَا نَحْنُ وَاٰبَاۤؤُنَا مِنْ قَبْلُۙ اِنْ هٰذَآ اِلَّآ اَسَاطِيْرُ الْاَوَّلِيْنَ Laqad wuidnā hāżā naḥnu wa ābā'unā min qablu, in hāżā illā asāṭīrul-awwalīna. Sebelumnya kami telah diberi ancaman dengan hari Kebangkitan ini dan begitu pula nenek moyang kami sebelumnya. Sebenarnya ini hanyalah dongengan orang-orang terdahulu.” قُلْ سِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُجْرِمِيْنَ Qul sīrū fil-arḍi fanẓurū kaifa kāna āqibatul-mujrimīna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Berjalanlah di bumi, lalu perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa.” وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلَا تَكُنْ فِيْ ضَيْقٍ مِّمَّا يَمْكُرُوْنَ Wa lā taḥzan alaihim wa lā takun fī ḍaiqim mimmā yamkurūna. Janganlah engkau bersedih terhadap mereka dan janganlah merasa sempit hati terhadap upaya tipu daya mereka. وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا الْوَعْدُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ Wa yaqūlūna matā hāżal-wadu in kuntum ṣādiqīna. Mereka orang-orang yang kufur berkata, “Kapankah datangnya janji azab ini jika kamu orang-orang benar?” قُلْ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنَ رَدِفَ لَكُمْ بَعْضُ الَّذِيْ تَسْتَعْجِلُوْنَ Qul asā ay yakūna radifa lakum baḍul-lażī tastajilūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Boleh jadi sebagian dari azab yang kamu minta disegerakan itu telah hampir sampai kepadamu.” وَاِنَّ رَبَّكَ لَذُوْ فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَهُمْ لَا يَشْكُرُوْنَ Wa inna rabbaka lażū faḍlin alan-nāsi wa lākinna akṡarahum lā yasykurūna. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Zat yang memberi karunia kepada manusia, tetapi kebanyakan mereka tidak bersyukur. وَاِنَّ رَبَّكَ لَيَعْلَمُ مَا تُكِنُّ صُدُوْرُهُمْ وَمَا يُعْلِنُوْنَ Wa inna rabbaka layalamu mā tukinnu ṣudūruhum wa mā yulinūna. Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui apa yang mereka sembunyikan dalam dadanya dan apa yang mereka nyatakan. وَمَا مِنْ غَاۤىِٕبَةٍ فِى السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ Wa mā min gā'ibatin fis-samā'i wal-arḍi illā fī kitābim mubīnin. Tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi di langit dan di bumi melainkan tercatat dalam kitab yang nyata Lauh Mahfuz. اِنَّ هٰذَا الْقُرْاٰنَ يَقُصُّ عَلٰى بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اَكْثَرَ الَّذِيْ هُمْ فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ Inna hāżal-qur'āna yaquṣṣu alā banī isrā'īla akṡaral-lażī hum fīhi yakhtalifūna. Sesungguhnya Al-Qur’an ini menjelaskan kepada Bani Israil sebagian besar dari persoalan yang mereka perselisihkan. وَاِنَّهٗ لَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ Wa innahū lahudaw wa raḥmatul lil-mu'minīna. Sesungguhnya ia Al-Qur’an benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang mukmin. اِنَّ رَبَّكَ يَقْضِيْ بَيْنَهُمْ بِحُكْمِهٖۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْعَلِيْمُۚ Inna rabbaka yaqḍī bainahum biḥukmihī, wa huwal-azīzul-alīmu. Sesungguhnya Tuhanmu akan menyelesaikan perkara di antara mereka dengan putusan-Nya. Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui. فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗاِنَّكَ عَلَى الْحَقِّ الْمُبِيْنِ Fatawakkal alallāhi, innaka alal-ḥaqqil mubīni. Maka, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya engkau Nabi Muhammad berada di atas kebenaran yang nyata. اِنَّكَ لَا تُسْمِعُ الْمَوْتٰى وَلَا تُسْمِعُ الصُّمَّ الدُّعَاۤءَ اِذَا وَلَّوْا مُدْبِرِيْنَ Innaka lā tusmiul-mautā wa lā tusmiuṣ-ṣummad-duā'a iżā wallau mudbirīna. Sesungguhnya engkau tidak dapat menjadikan orang yang mati dan orang yang tuli dapat mendengar seruan apabila mereka telah berpaling ke belakang. وَمَآ اَنْتَ بِهٰدِى الْعُمْيِ عَنْ ضَلٰلَتِهِمْۗ اِنْ تُسْمِعُ اِلَّا مَنْ يُّؤْمِنُ بِاٰيٰتِنَا فَهُمْ مُّسْلِمُوْنَ Wa mā anta bihādil-umyi an ḍalālatihim, in tusmiu illā may yu'minu bi'āyātinā fahum muslimūna. Engkau bukanlah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang buta mata hatinya dari kesesatannya. Engkau tidak dapat menjadikan seorang pun mendengar, kecuali orang yang beriman pada ayat-ayat Kami dan mereka berserah diri. ۞ وَاِذَا وَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ اَخْرَجْنَا لَهُمْ دَاۤبَّةً مِّنَ الْاَرْضِ تُكَلِّمُهُمْ اَنَّ النَّاسَ كَانُوْا بِاٰيٰتِنَا لَا يُوْقِنُوْنَ ࣖ Wa iżā waqaal-qaulu alaihim akhrajnā lahum dābbatam minal-arḍi tukallimuhum annan-nāsa kānū bi'āyātinā lā yūqinūna. Apabila perkataan ketentuan masa kehancuran alam telah berlaku atas mereka, Kami mengeluarkan makhluk bergerak dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka bahwa manusia selama ini tidak yakin pada ayat-ayat Kami. وَيَوْمَ نَحْشُرُ مِنْ كُلِّ اُمَّةٍ فَوْجًا مِّمَّنْ يُّكَذِّبُ بِاٰيٰتِنَا فَهُمْ يُوْزَعُوْنَ Wa yauma naḥsyuru min kulli ummatin faujam mimmay yukażżibu bi'āyātinā fahum yūzaūna. Ingatlah pada hari ketika Kami mengumpulkan segolongan orang dari setiap umat, yaitu mereka yang mendustakan ayat-ayat Kami, lalu mereka dibagi-bagi dalam kelompok. حَتّٰٓى اِذَا جَاۤءُوْ قَالَ اَكَذَّبْتُمْ بِاٰيٰتِيْ وَلَمْ تُحِيْطُوْا بِهَا عِلْمًا اَمَّاذَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ Ḥattā iżā jā'ū qāla akażżabtum bi'āyātī wa lam tuḥīṭū bihā ilman ammāżā kuntum tamalūna. Sehingga, apabila mereka datang, Dia Allah berfirman, “Mengapa kamu mendustakan ayat-ayat-Ku, padahal kamu tidak mempunyai pengetahuan yang cukup tentang itu atau jika tidak mendustakannya, apa yang selalu kamu lakukan?” وَوَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ بِمَا ظَلَمُوْا فَهُمْ لَا يَنْطِقُوْنَ Wa waqaal-qaulu alaihim bimā ẓalamū fahum lā yanṭiqūna. Berlakulah perkataan keputusan azab atas mereka karena kezalimannya sehingga mereka tidak dapat berkata untuk membela diri. اَلَمْ يَرَوْا اَنَّا جَعَلْنَا الَّيْلَ لِيَسْكُنُوْا فِيْهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِرًاۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ Alam yarau annā jaalnal-laila liyaskunū fīhi wan-nahāra mubṣirān, inna fī żālika la'āyātil liqaumiy yu'minūna. Apakah mereka tidak memperhatikan bahwa Kami telah menciptakan malam agar mereka beristirahat padanya dan menciptakan siang yang terang-benderang? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum beriman. وَيَوْمَ يُنْفَخُ فِى الصُّوْرِ فَفَزِعَ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَمَنْ فِى الْاَرْضِ اِلَّا مَنْ شَاۤءَ اللّٰهُ ۗوَكُلٌّ اَتَوْهُ دٰخِرِيْنَ Wa yauma yunfakhu fiṣ-ṣūri fa fazia man fis-samāwāti wa man fil-arḍi illā man syā'allāhu, wa kullun atauhu dākhirīna. Ingatlah pada hari ketika sangkakala ditiup sehingga terkejutlah semua yang ada di langit dan semua yang ada di bumi, kecuali yang Allah kehendaki. Semuanya datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri. وَتَرَى الْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَّهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِۗ صُنْعَ اللّٰهِ الَّذِيْٓ اَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍۗ اِنَّهٗ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَفْعَلُوْنَ Wa taral-jibāla taḥsabuhā jāmidataw wa hiya tamurru marras saḥābi, ṣunallāhil-lażī atqana kulla syai'in, innahū khabīrum bimā tafalūna. Engkau akan melihat gunung-gunung yang engkau kira tetap di tempatnya, padahal ia berjalan seperti jalannya awan. Demikianlah penciptaan Allah menjadikan segala sesuatu dengan sempurna. Sesungguhnya Dia Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. مَنْ جَاۤءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهٗ خَيْرٌ مِّنْهَاۚ وَهُمْ مِّنْ فَزَعٍ يَّوْمَىِٕذٍ اٰمِنُوْنَ Man jā'a bil-ḥasanati falahū khairum minhā, wa hum min fazaiy yauma'iżin āminūna. Siapa yang datang membawa kebaikan, maka dia memperoleh balasan yang lebih baik daripadanya dan mereka merasa aman dari kejutan yang dahsyat pada hari itu. وَمَنْ جَاۤءَ بِالسَّيِّئَةِ فَكُبَّتْ وُجُوْهُهُمْ فِى النَّارِۗ هَلْ تُجْزَوْنَ اِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ Wa man jā'a bis-sayyi'ati fakubbat wujūhuhum fin-nāri, hal tujzauna illā mā kuntum tamalūna. Siapa yang datang membawa kejahatan, maka disungkurkanlah wajah mereka ke dalam neraka. Apakah kamu diberi balasan selain yang setimpal dengan apa yang telah kamu kerjakan? اِنَّمَآ اُمِرْتُ اَنْ اَعْبُدَ رَبَّ هٰذِهِ الْبَلْدَةِ الَّذِيْ حَرَّمَهَا وَلَهٗ كُلُّ شَيْءٍ وَّاُمِرْتُ اَنْ اَكُوْنَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ ۙ Innamā umirtu an abuda rabba hāżihil-baldatil-lażī ḥarramahā wa lahū kullu syai'iw wa umirtu an akūna minal-muslimīna. Sesungguhnya aku Nabi Muhammad hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini Makkah yang telah menjadikannya suci dan memiliki segala sesuatu. Aku diperintahkan agar masuk ke dalam golongan orang-orang muslim. وَاَنْ اَتْلُوَا الْقُرْاٰنَ ۚفَمَنِ اهْتَدٰى فَاِنَّمَا يَهْتَدِيْ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ ضَلَّ فَقُلْ اِنَّمَآ اَنَا۠ مِنَ الْمُنْذِرِيْنَ Wa an atluwal-qur'āna, famanihtadā fa'innamā yahtadī linafsihī, wa man ḍalla faqul innamā ana minal-munżirīna. Aku juga hanya diperintahkan agar membacakan Al-Qur’an kepada manusia. Maka, siapa yang mendapat petunjuk, sesungguhnya dia mendapatkannya untuk kebaikan dirinya. Siapa yang sesat, maka katakanlah, “Sesungguhnya aku ini tidak lain hanyalah salah seorang pemberi peringatan.” وَقُلِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ سَيُرِيْكُمْ اٰيٰتِهٖ فَتَعْرِفُوْنَهَاۗ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَ ࣖ Wa qulil-ḥamdu lillāhi sayurīkum āyātihī fatarifūnahā, wa mā rabbuka bigāfilin ammā tamalūna. Katakanlah Nabi Muhammad, “Segala puji bagi Allah. Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran-Nya sehingga kamu akan mengetahuinya. Tuhanmu tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.”
wa waṣṣainal-insāna biwālidaihi iḥsānā, ḥamalat-hu ummuhụ kurhaw wa waḍa'at-hu kurhā, wa ḥamluhụ wa fiṣāluhụ ṡalāṡụna syahrā, ḥattā iżā balaga asyuddahụ wa balaga arba'īna sanatang qāla rabbi auzi'nī an asykura ni'matakallatī an'amta 'alayya wa 'alā wālidayya wa an a'mala ṣāliḥan tarḍāhu wa aṣliḥ lī fī żurriyyatī, innī tubtu
Jakarta - Doa mustajab yang pernah dipanjatkan para nabi dan rasul tercantum dalam ayat-ayat Al-Qur'an, dengan begitu kaum muslim bisa dengan mudah mengamalkannya. Berikut sejumlah bacaan doanya!Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr dalam buku Fiqih Doa & Dzikir Jilid 2 menjelaskan mengapa Allah SWT mencatat doa para nabi dalam Al-Qur'an. Menurutnya, Dia melakukan demikian agar hamba-Nya yang beriman dapat mengetahui cara yang lurus dan benar saat berdoa dan bermunajat lainnya supaya manusia mempelajari bacaan dan sifat doa para nabi, adab berdoa mereka, hingga kesempurnan penyandaran doa hanya kepada Allah SWT. Lebih lanjut, Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr mengemukakan, "Barang siapa meneladani para nabi dalam hal itu, niscaya Allah SWT akan membantunya sebagaimana Dia telah membantu mereka, dan menyelamatkannya sebagaimana Dia telah menyelamatkan mereka."Diketahui bahwa Allah SWT mengabulkan doa-doa yang diucapkan para nabi dan rasul-Nya itu, sehingga ada baiknya bagi kaum muslim untuk mengambil hikmah bahkan mengamalkan bacaan doa antara banyaknya doa para nabi dalam Al-Qur'an, berikut beberapa doa yang bisa diamalkan umat Islam sesuai keadaan dan kondisi masing-masing, yang dinukil dari buku Fiqih Doa & Dzikir Jilid 2, dan buku Tafsir dan Makna Doa-Doa susunan Syaikh Bakar Abdul Hafizh Al-Khulaifat1. Doa Nabi Adam AS رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَLatin rabbanā ẓalamnā anfusanā wa illam tagfir lanā wa tarḥamnā lanakūnanna minal-khāsirīna.Artinya "Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak merahmati kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi." QS Al-A'raf 232. Doa Nabi Nuh AS 1 رَبِّ اِنِّيْٓ اَعُوْذُ بِكَ اَنْ اَسْـَٔلَكَ مَا لَيْسَ لِيْ بِهٖ عِلْمٌ ۗوَاِلَّا تَغْفِرْ لِيْ وَتَرْحَمْنِيْٓ اَكُنْ مِّنَ الْخٰسِرِيْنَLatin rabbi innī a'ūżu bika an as'alaka mā laisa lī bihī 'ilmun, wa illā tagfir lī wa tarḥamnī akum minal-khāsirīna.Artinya "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu untuk memohon sesuatu yang aku tidak mengetahui hakikatnya. Kalau Engkau tidak mengampuniku dan tidak menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku termasuk orang-orang yang merugi." QS Hud 473. Doa Nabi Nuh AS 2بِسْمِ اللّٰهِ مَجْرٰ۪ىهَا وَمُرْسٰىهَا ۗاِنَّ رَبِّيْ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌLatin bismillāhi majrêhā wa mursāhā, inna rabbī lagafūrur raḥīmun.Artinya "Dengan menyebut nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya! Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." QS Hud 414. Doa Nabi Nuh AS 3الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ نَجّٰىنَا مِنَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَLatin Alḥamdu lillāhil-lażī najjānā minal-qaumiẓ-ẓālimīna.Artinya "Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kami dari kaum yang zalim." QS Al-Mu'minun 285. Doa Nabi Nuh AS 4رَّبِّ اَنْزِلْنِيْ مُنْزَلًا مُّبٰرَكًا وَّاَنْتَ خَيْرُ الْمُنْزِلِيْنَLatin rabbi anzilnī munzalam mubārakaw wa anta khairul-munzilīna.Artinya "Wahai Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkahi dan Engkau adalah sebaik-baik pemberi tempat." QS Al-Mu'minun 296. Doa Nabi Ibrahim AS 1رَبَّنَآ اِنَّكَ تَعْلَمُ مَا نُخْفِيْ وَمَا نُعْلِنُۗ وَمَا يَخْفٰى عَلَى اللّٰهِ مِنْ شَيْءٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِى السَّمَاۤءِLatin Rabbanā innaka ta'lamu mā nukhfī wa mā nu'linu, wa mā yakhfā 'alallāhi min syai'in fil-arḍi wa lā fis-samā'i.Artinya "Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami tampakkan. Tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit." QS Ibrahim 387. Doa Nabi Ibrahim AS 2اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ وَهَبَ لِيْ عَلَى الْكِبَرِ اِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَۗ اِنَّ رَبِّيْ لَسَمِيْعُ الدُّعَاۤءِ ، رَبِّ اجْعَلْنِيْ مُقِيْمَ الصَّلٰوةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْۖ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاۤءِ ، رَبَّنَا اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ يَقُوْمُ الْحِسَابُLatin Al-ḥamdu lillāhil-lażī wahaba lī 'alal-kibari ismā'īla wa isḥāqa, inna rabbī lasamī'ud-du'ā'i. Rabbij'alnī muqīmaṣ-ṣalāti wa min żurriyyatī, rabbanā wa taqabbal du'ā'i. Rabbanagfir lī wa liwālidayya wa lil-mu'minīna yauma yaqūmul-ḥisābu.Artinya Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua-ku Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Mendengar memperkenankan doa. Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan sebagian anak cucuku orang yang tetap melaksanakan salat. Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. Ya Tuhan kami, ampunilah aku, kedua orang tuaku, dan orang-orang mukmin pada hari diadakan perhitungan hari Kiamat." QS Ibrahim 39-418. Doa Nabi Luth ASرَبِّ نَجِّنِيْ وَاَهْلِيْ مِمَّا يَعْمَلُوْنَLatin Rabbi najjinī wa ahlī mimmā ya'malūna.Artinya "Wahai Tuhanku, selamatkanlah aku dan keluargaku dari apa yang mereka perbuat." QS Asy-Syuara 1699. Doa Nabi Yusuf ASرَبِّ قَدْ اٰتَيْتَنِيْ مِنَ الْمُلْكِ وَعَلَّمْتَنِيْ مِنْ تَأْوِيْلِ الْاَحَادِيْثِۚ فَاطِرَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ اَنْتَ وَلِيّٖ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِۚ تَوَفَّنِيْ مُسْلِمًا وَّاَلْحِقْنِيْ بِالصّٰلِحِيْنَLatin Rabbi qad ātaitanī minal-mulki wa 'allamtanī min ta'wīlil-aḥādīṡi, fāṭiras-samāwāti wal-arḍi, anta waliyyī fid-dun-yā wal-ākhirahti, tawaffanī muslimaw wa alḥiqnī biṣ-ṣāliḥīna.Artinya "Tuhanku, sungguh Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian kekuasaan dan telah mengajarkan kepadaku sebagian takwil mimpi. Wahai Tuhan pencipta langit dan bumi, Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat. Wafatkanlah aku dalam keadaan muslim dan gabungkanlah aku dengan orang-orang saleh." QS Yusuf 10110. Doa Nabi Musa ASرَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ وَيَسِّرْ لِيْٓ اَمْرِيْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِّنْ لِّسَانِيْ يَفْقَهُوْا قَوْلِيْ وَاجْعَلْ لِّيْ وَزِيْرًا مِّنْ اَهْلِيْ هٰرُوْنَ اَخِى اشْدُدْ بِهٖٓ اَزْرِيْ وَاَشْرِكْهُ فِيْٓ اَمْرِيْ كَيْ نُسَبِّحَكَ كَثِيْرًا وَّنَذْكُرَكَ كَثِيْرًا اِنَّكَ كُنْتَ بِنَا بَصِيْرًاLatin Qāla rabbisyraḥ lī ṣadrī. Wa yassir lī amrī. Waḥlul 'uqdatam mil lisānī. Yafqahū qaulī. Waj'al lī wazīram min ahlī. Hārūna akhī. Usydud bihī azrī. Wa asyrik-hu fī amrī. Kai nusabbiḥaka kaṡīrān. Wa nażkuraka kaṡīrān. Innaka kunta binā baṣīrān.Artinya "Wahai Tuhanku, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku agar mereka mengerti perkataanku. Jadikanlah untukku seorang penolong dari keluargaku, yaitu Harun, saudaraku. Teguhkanlah kekuatanku dengannya, dan sertakan dia dalam urusanku kenabian agar kami banyak bertasbih kepada-Mu, dan banyak berzikir kepada-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Melihat keadaan kami." QS Thaha 25-3511. Doa Nabi Sulaiman AS رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَدْخِلْنِيْ بِرَحْمَتِكَ فِيْ عِبَادِكَ الصّٰلِحِيْنَLatin rabbi auzi'nī an asykura ni'matakal-latī an'amta 'alayya wa 'alā wālidayya wa an a'mala ṣāliḥan tarḍāhu wa adkhilnī biraḥmatika fī 'ibādikaṣ-ṣāliḥīna.Artinya "Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham dan kemampuan untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan untuk tetap mengerjakan kebajikan yang Engkau ridai. Aku memohon pula masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh." QS An-Naml 1912. Doa Nabi Yunus ASلَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَLatin Lā ilāha illā anta subḥānaka innī kuntu minaẓ-ẓālimīnaArtinya "Tidak ada tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim." QS Al-Anbiya 8713. Doa Nabi Muhammad SAW 1 حَسْبِيَ اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۗ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِLatin Hasbiyallāhu lā ilāha illā huwa, 'alaihi tawakkaltu wa huwa rabbul-'arsyil-'aẓīmi.Artinya "Cukuplah Allah bagiku. Tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dia adalah Tuhan pemilik 'Arasy singgasana yang agung." QS At-Taubah 12914. Doa Nabi Muhammad SAW 2 رَّبِّ زِدْنِيْ عِلْمًاLatin rabbi zidnī 'ilmānArtinya "Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku." QS Thaha 11415. Doa Nabi Muhammad SAW 3 رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرّٰحِمِيْنَLatin rabbigfir warḥam wa anta khairur-rāḥimīna.Artinya "Ya Tuhanku, berilah ampunan dan rahmat. Engkaulah sebaik-baik pemberi rahmat." QS Al-Mu'minun 118Demikian 15 doa mustajab para nabi dan rasul di antara banyaknya doa lain dalam Al-Qur'an, semoga bisa diamalkan ya! Simak Video "Kekuatan Doa" [GambasVideo 20detik] lus/lus
Doa agar rezeki lancar dan berlimpah patut diamalkan Muslim tiap waktu terutama setelah shalat wajib dan sebelum memulai aktivitas maupun usaha
Ilustrasi seseorang menggelar selamatan. Sumber selamatan biasanya dibacakan saat acara hajatan. Mulai dari selamatan bayi 4 bulan, kelahiran bayi, syukuran, dan sebagainya. Berdoa sudah menjadi kebiasaan umat Muslim untuk berserah diri kepada Allah dengan mengungkapkan syukur dan permohonan mengajarkan umat Muslim untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang diberikan. Jika terus bersyukur dalam keadaan apa pun, Allah akan menambah nikmat yang diberikan. Hal ini telah tercantum dalam Alquran, surat Ibrahim ayat 7 yang تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌArtinya "Dan ingatlah juga, tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".Acara selamatan merupakan ekspresi syukur secara perbuatan bagi umat Muslim. Dengan memanjatkan doa kepada Allah, lengkap sudah ia telah bersyukur secara hati, ucapan, dan perbuatan. Insyaallah, Allah akan selalu menambah nikmat anugerah seseorang menggelar selamatan. Sumber doa selamatanTerdapat dua doa yang bisa diucapkan umat Muslim saat mengadakan acara selamatan. Doa pertama adalah doa pernyataan syukur kepada Allah. Doa ini tercantum dalam Alquran, surah Al An'am ayat أَوْزِعْنِىٓ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ ٱلَّتِىٓ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَىَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَٰلِحًا تَرْضَىٰهُ وَأَصْلِحْ لِى فِى ذُرِّيَّتِىٓ ۖ إِنِّى تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّى مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَRabbi auzi'nī an asykura ni'matakallatī an'amta 'alayya wa 'alā wālidayya wa an a'mala ṣāliḥan tarḍāhu wa aṣliḥ lī fī żurriyyatī, innī tubtu ilaika wa innī minal-muslimīnArtinya "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan memberi kebaikan kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri."Doa kedua adalah doa agar makanan yang dihidangkan untuk para tamu mencukupi dan mendapatkan berkah. Doa ini bisa diamalkan setelah mengerjakan shalat Isya sampai pelaksanaan selamatan tiba. Jika acara dilakukan di siang hari, bisa dibaca saat mendekati kegiatan dari buku Kumpulan Doa Mustajab Pembuka Pintu Rezeki oleh KH. Sulaeman Bin Muhammad Bahri, doa ini tercantum dalam Alquran, surah Ibrahim Ayat تُدْرِكُهُ ٱلْأَبْصَٰرُ وَهُوَ يُدْرِكُ ٱلْأَبْصَٰرَ ۖ وَهُوَ ٱللَّطِيفُ ٱلْخَبِيرُLaa tudrikuhul abshaaru wahuwa yudrikul adshaara wahuwal lathiiful "Tidaklah Dia Allah dapat digapai penglihatan mata, sedangkan Dia Allah bisa memandang terhadap segala yang kelihatan, dan Dialah Allah yang Maha Lembut lagi Maha Teliti."
. 251 421 221 420 125 479 451 454
rabbi auzi ni an asykura